i-malut.com, MOROTAI – Sejak beroperasinya Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Pulau Morotai, dibawah investasi PT Harta Samudra Morotai (PT HSM) dan bermitra dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pulau Morotai, telah memberikan efek ekonomi yang cukup signifikan, baik bagi koperasi nelayan, kelompok nelayan dan penyerapan tenaga kerja.
Sektor perikanan sebelum adanya SKPT ibarat hidup segan mati tak mau, walaupun potensi ikannya melimpah, tapi tidak dapat menggenjot pendapatan daerah yang signifikan, bahkan nasib dan pendapatan nelayan tidak menentu, karena belum adanya sentra ekonomi yang menggerakkannya.
Namun, setelah hadirnya investasi PT Harta Samudra, sebagai pengelola SKPT, telah membawa perubahan, karena tumbuh basis ekonomi kerakyatan yang signifikan yakni berdirinya 83 Koperasi Nelayan sebagai mitra SKPT.
“Setelah hadirnya SKPT di Pulau Morotai, koperasi nelayanpun bertumbuh subur, harga ikan semakin baik, pengurus koperasi nelayan dan anggotanya, nelayan itu sendiri semakin sejahtera, Bupati Benny Laos, juga melalui DKP selalu konsisten memberikan berbagai bantuan berupa sarana dan prasarana bagi koperasi nelayan dan anggotanya, terutama premi asuransi jiwa bagi kami,” terang Ismul Pinang, pengurus koperasi nelayan Moro Madoto Bangkit, sabtu 2 Januari 2019.
Lantaran itu, kata Ismul, nelayan Morotai berkewajiban penuh mendukung program pemerintah pusat (KKP) dalam menambah pendapatan negara, maupun program Bupati Pulau Morotai melalui DKP, agar para nelayan Morotai turut meningkatkan PAD Pulau Morotai, khususnya sektor perikanan.
“Kami para nelayan berkeyakinan bila kekompakan bersama kita jaga dan bergandeng tangan dengan Pemkab Pulau Morotai, maka kesejahteraan para nelayan akan semakin lebih baik,” tambah Naji Pajula, ketua kelompok nelayan, desa Sangowo.
Demikian juga kata pengurus Koperasi Nelayan Tuna Karya Bangkit, Fadli Jaguna, dengan adanya SKPT, para nelayan diberi sarana tangkap, pendapatan nelayanpun meningkat drastis, walaupun belum maksimal, tetapi patut di syukuri, karena kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelum,
“Sarana tangkap berupa perahu masih kurang, bila di tambah oleh DKP maka hasil tangkap yang di dapat oleh nelayan jauh lebih baik, sehingga eksport meningkat,” ungkap Fadli.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pulau Morotai, Suriani Antarani, menyambut positif suara para pengurus koperasi nelayan dan kelompok nelayan Pulau Morotai, karena baginya, nelayan adalah pahlawan sektor perikanan.
“Suara nelayan Pulau Morotai harus didengar dan diapresiasi, DKP selalu evaluasi itu, karena nelayan Morotai adalah pahlawan PAD dan pahlawan devisa negara,” ungkapnya kagum.
Pasalnya ujar Suryani, sebelum ada SKPT di Pulau Morotai, PAD Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) pertahun hanya 100 juta rupiah, dan tidak ada eksport ikan ke luar negeri.
“Namun, setelah ada SKPT, peningkatan PAD DKP naik drastis, melebihi target, yakni 1 Milyar lebih dan DKP bersama PT Harta Samudra telah melakukan eksport keluar negeri sampai saat ini sudah enam kali, dan nelayan Morotai telah menyumbang devisa negara 13 Milyar lebih,” ucapnya lirih.
Untuk itu, wanita muda enerjik dan potensial ini berharap, para nelayan Morotai jangan mudah terprofokasi dengan pembeli luar yang sengaja masuk ke Morotai hanya memecah bela nelayan Morotai, karena mereka tidak menginginkan morotai maju.
“Bila ada kendala atau masalah dilapangan segera dikomunikasikan dengan DKP agar kita duduk bersama bicarakan solusinya, 83 koperasi nelayan telah terbentuk, semua itu kami lakukan demi kesejahteraan nelayan dan kemajuan Pulau Morotai,” tutupnya berharap.
Reporter: Marjan Taha