Jailolo — Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara majemuk yang memiliki keanekaragaman hayati dan budaya. Indonesia terdiri dari 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sebagai negara kepulauan terbesar didunia, masyarakat Indonesia memiliki keberagaman dalam kehidupan pada linkungannya masing-masing. Keberagaman itu lahir karena perbedaan, seperti suku bangsa, ras, agama, adat istiadat, ideologi politik, sosial budaya, ekonomi dan lainnya.
Bangsa Indonesia memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan yang maha Esa untuk berbeda, namun sejak dahulu, masyarakatnya bisa hidup rukun dan damai dalam perbedaan masing-masing.
“Kerukunan itu indah, ibarat pelangi yang mempunyai warna warni, jika umat beragama hidup rukun dan saling berdampingan dengan baik maka akan tercipta keindahan. Mari hargai perbedaan, jangan paksakan persamaan” ujar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Maluku Utara H. Sarbin Sehe, MPdI saat membuka dengan resmi kegiatan Dialog Lintas Agama yang dilaksanakan oleh Kemenag Kabpaten Halmahera Barat (Halbar), Kamis (09/07) bertempat di Aula Kemenag Halbar.
Kerukunan, kedamaian dan ketentraman, imbuh Kakanwil, akan bisa tercipta dengan baik manakala semua elemen masyarakat bersama pemerintah bisa bersinergi dengan baik dan terus menyuarakan bersama tentang pentingnya kerukunan dan kedamaian
“Kerukunan adalah faktor penentu berlangsungnya program pembangunan Nasional. tanpa kerukunan, proses pembangunan tidak akan berjalan dengan baik” ujarnya
Selanjutnya, Kakanwil mengatakan, salah satu elemen yang menjadi kekuatan penting dalam menumbuhkan kerukunan yang perlu di jaga dan dilestarikan yaitu kearifan lokal (Lokal Wisdom) dimana nilai-nilai itu tumbuh sebelum Agama dan Negara hadir.
“Hadirnya kearifan lokal atau adat budaya di Moloku kie Raha seperti Rasai, Marahai, Tomaloa Sebanari, Marimoi Ngone Futuru dll ini jauh sebelum agama dan Negara hadir, nilai-nilai ini sarat dengan toleransi dan kerukunan yang terus dijaga dan dilestarikan” jelasnya.
Kakanwil juga meminta agar para peserta tidak terprovokasi dengan pemberitaan hoax yang disampaikan lewat media Sosial (Medsos) baik itu Issu Khilafah, Komunis maupun Issu lainnya yang dapat mengancam kerukunan dan keutuhan NKRI.
Selain itu terkait Covid-19, Ia mengajak kepada para undangan agar terus mematuhi Protokol Kesehatan dalam penerapan tatanan Era kebiasaan baru.
Kegiatan yang bertemakan “Bersatu mengelolah perpedaan, untuk membangun kerukunan umat beragama di Kabupaten Halmahera Barat yang berbudaya dan bermartabat” dihadiri oleh Kakankemenag Halbar H. Hasbullah Tahir, mewakili Kapolres Halbar Ardijonal Samau, sejumlah Pejabat Eselon IV Kanwil, sejumlah pejabat eselon IV Kemenag Halbar serta peserta Dialog.